Search This Blog

Monday, September 19, 2005

[^] Ceramah Rasulullah Ketika Menjelang Ramadhan

Wahai manusia! Sungguh telah datang pada kalian bulan ALLAH dengan membawa berkah rahmat dan maghfirah. Bulan yang paling mulia disisi ALLAH. Hari-harinya adalah hari-hari yang paling utama. Malam-malamnya adalah malam-malam yang paling utama. Jam demi jamnya adalah jam-jam yang paling utama.
Inilah bulan ketika kamu diundang menjadi tamu ALLAH dan dimuliakan oleh-NYA. Di bulan ini nafas-nafasmu menjadi tasbih, tidurmu ibadah, amal-amalmu diterima dan doa-doamu diijabah. Memohonlah kepada ALLAH Rabbmu dengan niat yang tulus dan hati yang suci agar ALLAH membimbingmu untuk melakukan shiyam dan membaca Kitab-Nya.
Celakalah orang yang tidak mendapat ampunan ALLAH di bulan yang agung ini. Kenanglah dengan rasa lapar dan hausmu, kelaparan dan kehausan di hari kiamat. Bersedekahlah kepada kaum fuqara dan masakin. Muliakanlah orang tuamu, sayangilah yang muda, sambungkanlah tali persaudaraanmu, jaga lidahmu, tahan pandanganmu dari apa yang tidak halal kamu memandangnya dan pendengaranmu dari apa yang tidak halal kamu mendengarnya.
Kasihilah anak-anak yatim, niscaya dikasihi manusia anak-anak yatimmu. Bertaubatlah kepada ALLAH dari dosa-dosamu. Angkatlah tangan-tanganmu untuk berdoa pada waktu shalatmu karena itulah saat-saat yang paling utama ketika ALLAH Azza wa Jalla memandang hamba-hamba-Nya dengan penuh kasih; Dia menjawab mereka ketika mereka menyeru-Nya, menyambut mereka ketika mereka memanggil-Nya dan mengabulkan doa mereka ketika mereka berdoa kepada-Nya.
Wahai manusia! Sesungguhnya diri-dirimu tergadai karena amal-amalmu, maka bebaskanlah dengan istighfar. Punggung-punggungmu berat karena beban (dosa)mu, maka ringankanlah dengan memperpanjang sujudmu. Ketahuilah! ALLAH ta'ala bersumpah dengan segala kebesaran-Nya bahwa Dia tidak akan mengazab orang-orang yang shalat dan sujud, dan tidak akan mengancam mereka dengan neraka pada hari manusia berdiri di hadapan Rabbul-alamin.
Wahai manusia! Barang siapa di antaramu memberi buka kepada orang-orang mukmin yang berpuasa di bulan ini, maka di sisi ALLAH nilainya sama dengan membebaskan seorang budak dan dia diberi ampunan atas dosa-dosa yang lalu. Sahabat-sahabat Rasulullah bertanya: "Ya Rasulullah Tidaklah kami semua mampu berbuat demikian." Rasulullah meneruskan: Jagalah dirimu dari api neraka walaupun hanya dengan sebiji kurma. Jagalah dirimu dari api neraka walaupun hanya dengan seteguk air.
Wahai manusia! Siapa yang membaguskan akhlaknya di bulan ini ia akan berhasil melewati sirathol mustaqim pada hari ketika kaki-kaki tergelincir. Siapa yang meringankan pekerjaan orang-orang yang dimiliki tangan kanannya (pegawai atau pembantu) di bulan ini, ALLAH akan meringankan pemeriksaan-Nya di hari kiamat. Barangsiapa menahan kejelekannya di bulan ini, ALLAH akan menahan murka-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barang siapa memuliakan anak yatim di bulan ini, ALLAH akan memuliakanya pada hari ia berjumpa dengan-Nya.
Barang siapa menyambungkan tali persaudaraan (silaturahmi) di bulan ini, ALLAH akan menghubungkan dia dengan rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barang siapa memutuskan kekeluargaan di bulan ini, ALLAH akan memutuskan rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barang siapa melakukan shalat sunat dibulan ini, ALLAH akan menuliskan baginya kebebasan dari api neraka. Barangsiapa melakukan shalat fardu baginya ganjaran seperti melakukan 70 shalat fardu di bulan lain. Barangsiapa memperbanyak shalawat kepadaku di bulan ini, ALLAH akan memberatkan timbangannya pada hari ketika timbangan meringan. Barangsiapa di bulan ini membaca satu ayat Al-Qur'an, ganjarannya sama seperti mengkhatam Al-Qur'an pada bulan-bulan yang lain.

Wahai manusia! Sesungguhnya pintu-pintu surga dibukakan bagimu, maka mintalah kepada Tuhanmu agar tidak pernah menutupkannya bagimu. Pintu-pintu neraka tertutup, maka mohonlah kepada Rabbmu untuk tidak akan pernah dibukakan bagimu. Setan-setan terbelenggu, maka mintalah agar ia tak lagi pernah menguasaimu. Amirul mukminin berkata: "Aku berdiri dan berkata: "Ya Rasulullah! Apa amal yang paling utama di bulan ini?" Jawab Nabi: Ya Abal Hasan! Amal yang paling utama dibulan ini adalah menjaga diri dari apa yang diharamkan ALLAH".

Wahai manusia, sesungguhnya kamu akan dinaungi oleh bulan yang senantiasa besar lagi penuh keberkahan, yaitu bulan yang di dalamnya ada suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan; bulan yang ALLAH telah menjadikan puasanya suatu fardhu, dan qiyam di malam harinya suatu tathawwu'.

Barangsiapa mendekatkan diri kepada ALLAH dengan suatu pekerjaan kebajikan di dalamnya, samalah dia dengan orang yang menunaikan suatu fardhu di dalam bulan yang lain.

Ramadhan itu adalah bulan sabar, sedangkan sabar itu adalah pahalanya surga. Ramadhan itu adalah bulan memberi pertolongan (syahrul muwasah) dan bulan ALLAH memberikan rizqi kepada mukminin di dalamnya.

Barangsiapa memberikan makanan berbuka seseorang yang berpuasa, adalah yang demikian itu merupakan pengampunan bagi dosanya dan kemerdekaan dirinya dari neraka. Orang yang memberikan makanan itu memperoleh pahala seperti orang yang berpuasa tanpa sedikitpun berkurang." Para sahabat berkata, "Ya Rasulullah, tidaklah semua kami memiliki makanan berbuka puasa untuk orang lain yang berpuasa. Maka bersabdalah Rasulullah SAW, "Allah memberikan pahala kepada orang yang memberi sebutir kurma, atau seteguk air, atau sehirup susu.

Dialah bulan yang permulaannya rahmat, pertengahannya ampunan dan akhirnya pembebasan dari neraka. Barang siapa meringankan beban dari budak sahaya (termasuk di sini para pembantu rumah) niscaya ALLAH mengampuni dosanya dan memerdekakannya dari neraka.

Oleh karena itu banyakkanlah yang empat perkara di bulan Ramadhan; dua perkara untuk mendatangkan keridhaan Tuhanmu, dan dua perkara lagi kamu sangat menghajatinya. Dua perkara yang pertama ialah mengakui dengan sesungguhnya bahwa tidak ada Tuhan selain ALLOH dan mohon ampun kepada-Nya. Dua perkara yang kamu sangat memerlukannya ialah mohon surga dan perlindungan dari neraka.

Barangsiapa memberi minum kepada orang yang berbuka puasa, niscaya Allah memberi minum kepadanya dari air kolam-Ku dengan suatu minuman yang dia tidak merasakan haus lagi sesudahnya, sehingga dia masuk ke dalam surga. (HR. Ibnu Huzaimah).

Tuesday, September 06, 2005

[+] Karunia, Dalam Arti Yang Sebenarnya

Sesuatu baru dapat dikategorikan sebagai karunia dari ALlah adalah manakala setelah kita mendapat sesuatu tersebut dapat membuat kita semakin dekat dengan Allah


Kita sadari ataupun tidak, kehidupan materialistis telah membuat kita lupa akan arti karunia Allah sebenarnya. Orientasi terhadap materi yang begitu tinggi mengubah perspektif kita terhadap karunia. Kita sering menganggap bahwa segala sesuatu yang diberikan Allah kepada kita berupa tambahan materi adalah sebuah karunia. Kenaikan gaji, kehidupan layak, jabatan yang dihormati oleh masyarakat, kedudukan yang terhormat, dsb seolah-olah itu adalah merupakan karunia oleh Allah. Sebenarnya, jika kita telah memperoleh satu atau - bahkan - semua hal diatas belum dapat dikatakan bahwa kita benar-benar telah mendapatkan karunia dari Allah. Lho kok?

Kita sebagai muslim harusnya mempunyai perspektif yang berbeda tentang karunia dibandingkan dengan mereka yang tidak pernah mengenal eksistensi Tuhan. Dan perspektif yang benar ini pulalah yang mendatangkan ketentraman dalam hidup kita dari persaingan semu yang hanya mendatangkan kepada kemudharatan.

Sesuatu baru dapat dikategorikan sebagai karunia dari ALlah adalah manakala setelah kita mendapat sesuatu tersebut dapat membuat kita semakin dekat dengan Allah. JIka sekarang kita telah bekerja di sebuah perusahaan ternama, kita baru dapat mengatakan bahwa hal tersebut adalah karunia dari Allah jika hubungan atau interaksi kita dengan Allah semakin dekat dibandingkan dengan sebelum kita bekerja di perusahaan tersebut. Jika setelah melakukan komparasi, rupanya kualitas ibadah kita dan interaksi kita dengan Allah semakin berkurang jika dibandingkan dengan sebelum kita bekerja maka kita patut waspada ! Jangan-jangan ini bukan merupakan nikmat dari Allah.

Ada banyak orang yang miskin yang begitu sabar dengan kemiskinannya, akan tetapi ketika kelapangan telah datang kepada mereka, mereka sudah mulai lupa dari mana mereka berasal sehingga interaksi mereka dengan ALlah pun amburadur. Lalu apakah kekayaan yang telah Allah berikan kepada mereka dapat kita katakan sebagai karunia sejati?

dalam hal lain, ada juga sekelompok orang kaya yang jauh dari interaksi dengan Allah. Tapi manakala musibah datang kepada mereka, dan mereka pun jatuh miskin, akan tetapi kemudian mereka bertaubat, dan interaksi mereka dengan Allah pun semakin dekat. Mereka sudah mulai melakukan ibadah yang sangat jarang sekali mereka lakukan kala mereka berada pada posisi berkecukupan. Inilah Karunia Sejati...!

Buat apa harta yang melimpah, jabatan yang tinggi, penghasilan yang besar jika akhirnya hanya membuat kita jauh dari ALlah !

Buat apa juga kedudukan yang tinggi jika hanya melahirkan sifat sombong, padahal karena sifat itu pulalah Iblis diusir dari neraka, dan ALlah sudah menjanjikan tidak akan memasuki syurga seseorang yang masih tersimpan dalam hatinya rasa sombong

Yang kita butuhkan sekarang adalah, Karunia hakiki dari Allah, yang dengannya akan membuat kita semakin dekat dengan Allah

Jadi mulai sekarang, ketika kita menerima sesuatu, kita harus berdoa dan berharap kepada ALlah, agar dengannya kita semakin dekat dengan Allah

Allahumma amien