Search This Blog

Monday, October 24, 2005

[+] Ukurlah - segalanya - dengan Iman

Ukurlah dengan Iman

"Apa yang dilakukan musuh-musuhku terhadapku? Surgaku ada dalam jiwaku, Jika mereka memenjarakanku maka itu adalah masa penyepianku dengan Tuhanku. Jika mereka mengasingkanku ke suatu tempat yang jauh maka itu adalah masa pengembaraan bagiku. Jika mereka membunuhku, itu adalah kematian yang semoga menjadikanku sebagai syahid. " (Ibnu Taimiyah)


Bagaimana seseorang mengarungi hidup jika tanpa iman? Kesibukan, bagi orang yang tak memiliki iman, adaIah menapaki keinginan yang tak pernah selesai. Menjalani waktu, sejak pagi, siang, petang, malam hingga bertemu pagi kembali, bagi orang yang tak memiliki iman, adalah ibarat mengarungi belantara hutan yang tak pernah ada ujungnya, atau menyeberangi lautan luas yang tak pernah bertepi. Mereka terus bergelut dengan ambisi, memenuhi keinginan nafsu, sementara itu semua tidak pernah membuat lapar dan dahaganya berkurang.


Wajar, jika tak sedikit orang yang merasa lelah menjalani hidup. Ya, mereka lelah karena ternyata seluruh keringat, pikiran dan usahanya tak pernah membuatnya merasa cukup. Semakin banyak usaha yang diperoleh, semakin tinggi tuntutan untuk memperoleh yang lebih banyak. Peluh yang menetes temyata hanya memberi kepuasan yang makin membakar nafsu untuk mendapatkan yang lebih besar. Lalu setelah itu, jatuh bangun lagi, bertarung demi ambisi lagi, mengejar dan memenuhi nafsu lagi, untuk keinginan yang tak ada habisnya.


Saudaraku, Semoga kita semakin memahami, bahwa ada banyak keinginan yang temyata tidak baik untuk kita sendiri. Perhatikanlah bagaimana ungkapan seorang sahabat mulia, Ibnu Mas'ud radhiallahu anhu, "Sesungguhnya ada seorang hamba yang sangat terobsesi mencapai sesuatu, baik masalah bisnis maupun kekuasaan. Dan sebenarnya ia dimudahkan untuk mencapai keinginannya itu. Tapi Allah melihatnya, lalu berkata pada para Malaikat-Nya, 'Hindari dia dari apa yang diinginkannya itu. Karena sesungguhnya jika Aku mudahkan dia memperoleh keinginannya, mala ia akan masuk neraka.' Maka orang itu pun dihindari oleh Allah dari apa yang diinginkannya. Selanjutnya, orang tersebut menduga-duga dengan mengatakan, 'Kenapa fulan lebih berhasil dariku, kenapa fulan lebih unggul dariku. Padahal apa yang terjadi itu tidak lain hanya karunia Allah swt belaka." (Nurul Iqtibas, 49)


Imanlah yang menyelamatkan kita dari dinarnika hidup yang melelahkan itu. Imanlah yang selalu memberikan kesegaran baru. Iman yang memberi pencerahan batin yang membuat kita selalu prima menghadapi badai apapun dalam hidup. Andai seorang hamba selalu mengembalikan segala masalah pada hakikat keimanan, niscaya ia yakin bahwa Allah tidak pemah menetapkan sesuatu kecuali kebaikan. Meskipun kebaikan itu tidak ia sadari.


Saudaraku, Pikiran kita seringkali tak mampu membaca langsung kebaikan-kebaikan Allah. Mungkin karena hati kita yang kerap tidak bersinar. Pergulatan hidup, sentuhan urusan dunia menyebabkan hati seseorang terselubung oleh suasana pekat. Itulah yang pernah digambarkan oleh Rasulullah saw pada kita, "Tidaklah hati seseorang itu kecuali ia mengalarni kondisi seperti awan dan bulan. Jika hati terdominasi oleh awan, maka hati akan menjadi gelap. Tapi bila awan itu menyingkir maka hati akan menjadi terang." (HR. Thabrani dalam hadits shahih).


Begitulah, hati yang terkadang tertutup oleh awan, akan terhijab cahayanya lalu menjadi temaram. Jika kita berupaya menambah keimanan dalam hati dengan memperbanyak amal shalih dan meminta pertolongan Allah untuk menyingkapkan awan itu, maka hati kita akan bercahaya lagi.


Karenanya saudaraku, Sadarilah kapan saat-saat awan kelabu itu mulai menyelimuti hati. Waspadailah ketika hati mulai terasa redup dan tak tersinari oleh cahaya. Seperti yang disebutkan dalam perkataan salafushalih, "Termasuk kecerdasan seorang hamba adalah, jika ia menyadari kondisi imannya dan apa-apa yang kurang darinya."


Ada pula para salafushalih yang mengatakan bahwa termasuk kecerdasan seorang hamba adalah, "Jika ia mengetahui dari mana datangnya bisikan-bisikan syaitan pada hatinya."


Kembalilah pada iman, maka semua keinginan kita akan terwujud. Keinginan yang tidak dibatasi oleh target, angka atau hasil yang bisa diraba. Karena keinginan tak pemah selesai oleh target, angka dan hasil-hasil itu. Tapi keimanan akan memberi semua harapan, melalui ketenangan, ketentraman hati dan kepuasan. ltulah yang kita cari.


Imam Ibnul Jauzi mengatakan, "Wahai orang yang ditolak dari pintu. Wahai orang yang terhalangi menemui kekasihnya. Jika engkau ingin mengetahui kedudukanmu di sisi raja. Lihatlah sarana apa yang bisa membantumu untuk mengetahui posisimu di sisi sang raja. Lihatlah pekerjaan apa yang menyibukkanmu. Betapa banyak orang yang berdiri di depan pintu istana raja. Tapi tak satupun yang dapat masuk dan berhadapan dengan raja kecuali orang-orang yang memang telah dipilih oleh sang raja. Tak seluruh hati bisa mendekat. Tak semua jiwa menyimpan rasa cinta."


Seorang ulama menjelaskan makna perkataan Ibnul Jauzi ini. Ia mengatakan bahwa jika seseorang ingin tahu di mana posisinya di hadapan Allah, bercerminlah pada amal-amal yang menyibukkannya. "Jika ia sibuk dengan dakwah dan berbagai masalahnya, jika ia sibuk menyelamatkan umat manusia dari neraka, jika ia sibuk melakukan pekerjaan untuk memperoleh kemenangan di surga, menolong yang lemah dan orang yang membutuhkan, maka bergembiralah karena semoga ia mempunyai kedudukan yang dekat dengan Allah. Beritakanlah kabar gembira bahwa Allah tidak akan memberikan kebaikan kecuali pada orang yang Ia cintai. Tapi jika ia dia berpaling dari dakwah, berpaling dari para juru dakwah, berpaling dari melakukan kebaikan, sibuk dengan dunia dan mengumpulkan harta benda, sibuk dengan banyak bertanya tapi sedikit beramal, sibuk dengan mengikuti hawa dan nafsu, ketahuilah bahwa ia jauh dari Allah."


Saudaraku, Lihatlah apa sarana yang bisa mendekatkan kita pada Allah? Dan apa pekerjaan yang menyibukkan kita? Allah akan memilih orang-orang yang bisa menempuh sarana yang mendekatkan diri kita pada-Nya dan menyibukkan diri untuk menjalani perintah-Nya. Mari mengukur segala keadaan dengan iman.
Mari kembalikan semua keinginan pada keimanan. Mari melihat peristiwa hidup apa saja dengan kaca mata iman, Ibnu Taimiyah mengatakan, "Apa yang dilakukan musuh-musuhku terhadapku? Surgaku ada dalam jiwaku, Jika mereka memenjarakanku maka itu adalah masa penyepianku dengan Tuhanku. Jika mereka mengasingkanku ke suatu tempat yang jauh maka itu adalah masa pengembaraan bagiku. Jika mereka membunuhku, itu adalah kematian yang semoga menjadikanku sebagai syahid."


Saudaraku, Adakah kekecewaan, kekhawatiran, kegelisahan dan ketakutan di sana?


~ Berjuang di dunia berharap Pertemuan di Surga ~ *** Tarbawi ***
[ usahamulia.net ]

Friday, October 21, 2005

[*] Episode II : Birokrat PKS

BismiLLAAHir RAHMAANir RAHIIM,

Pada kesempatan berikutnya kebetulan ana diundang untuk hadir dlm
SilatuRRAHIM dan Buka Puasa Bersama di rumah dinas Mentan DR Anton
Apriyantono di Jl Denpasar Raya, comp Widya Chandra..

Kesan kesederhanaan yg sama ana dapati dg apa yg saya saksikan
ketika di rumah DR Hidayat (walaupun perlu diakui bahwa perabotan
rumah DR Hidayat memang lebih sederhana), saat bertemu akh Anton
Apriyantono memakai baju PDL (mirip baju Hansip dg plat nama &
lambang Deptan)..

Dalam kesempatan bincang2 dg beliau, ana langsung menanyakan ttg
Kebijakan Impor Beras yg sama sekali tidak populer & tdk berpihak pd
petani.. Maka beliau menyampaikan dg tegas bahwa beliau menolak
impor beras, karena stock dalam negeri masih lebih dari cukup, lalu
terjadi tanya jawab cukup serius diantara kami sbb (saat itu bersama
kami juga ada beberapa wartawan) :

Ana : Lalu kenapa di media diberitakan bahwa pemerintah akan
melakukan impor beras?

DR Anton : Kebijakan impor diambil dlm rapat kabinet saat saya
sedang tidak di tempat (sedang di Pakistan), makanya media tidak
berani memojokkan kita, karena mereka tahu siapa di belakang semua
ini, ya kan?! (Kata DR Anton pd beberapa wartawan yg duduk bersama
kami yg disambut mereka dg tertawa..)

Ana : Kok bisa begitu? Lalu apa maksudnya & siapa yg menggagas?

DR Anton : Siapa lagi kalo bukan para menteri pebisnis?! Kebijakan
itu tdk ada relevansinya sama sekali dg pertanian kita & juga tdk
ada relevansinya dg kebutuhan dalam negeri saat ini, ini murni
bisnis cari untung.

Ana : Nah, sekarang kan sudah diambil kebijakan ya akhi, bisa tidak
antum batalkan kebijakan itu demi ummat?

DR Anton : Kalo dibatalkan tidak bisa karena itu keputusan rapat
kabinet, tapi dijegal bisa insya ALLAH

Ana : Bagaimana cara menjegalnya???

DR Anton : Dlm Undang2 disebutkan bahwa impor tidak bisa dilakukan
kalau stock di dalam negeri masih cukup, semua data stock beras
dalam negeri Deptan yg pegang, jadi mereka tdk akan bisa impor kalo
tdk kita yg merekomendasi, mudah2 an soal data itu kita tidak
dilompati lagi sama mereka

Ana : AlhamduliLLAH.. Lalu katanya ada isu antum tidak adil dlm
penempatan eselon di Deptan?

DR Anton : Di Deptan itu ada 19.000 pegawai sementara jabatan yg
dipromosikan amat sedikit, jadi wajar kalau kita pilih disamping
prestasinya juga akhlaknya yg baik, kalo ada yg tidak puas ya
silakan laporkan saja

Ana : Bagaimana ttg isu islamisasi di Deptan?

DR Anton : Itu isu yg dilontarkan oleh orang2 yg memang sudah gerah
dg pembersihan korupsi yg kita gulirkan di Deptan, jadi setiap
langkah kita mereka sudah antipati lalu menyebar isu, semua yg kita
lakukan kemudian dilihat dari negatif-thinking, kenapa juga saat
Bungaran yg naik dulu tdk ada dikatakan juga isu kristenisasi? Ini
murni dipolitisir, kami tdk akan tanggapi isu2 seperti itu, ancaman
via SMS & telpon soal gerakan anti KKN sudah banyak ke saya, tp IA
kami akan terus bergerak pelan2 tapi pasti soal korupsi ini,
ternyata untuk melaksanakannya memang tidak semudah yg dibahas di
halaqoh.. Ha..Ha..Ha (Sambil tertawa beliau pamit dari kami)

ALLAHu a'lam bish Shawab..


Nabiel Almusawa

[*] Episode 1 : Birokrat PKS

berikut ada email dari sebuah milis, yang semoga saja Ust.Nabiel selaku yang menulis email tidak berkeberatan email beliau dipublikasikan dalam blog ini.
------
(Untuk Para Kader PKS Yg Bertanya via Japri)

BismiLLAAHir RAHMAANir RAHIIM,

Beberapa hari yg lalu ana berkesempatan untuk ikut dalam acara buka bersama dengan Ketua MPR-RI, DR Muhammad Hidayat Nurwahid, MA di rumah dinasnya comp. Widya Chandra dg beberapa ikhwah..

Ketika ana masuk ke rumah dinas beliau tsb, maka dalam hati ana bergumam sendiri : Alangkah sederhananya isi rumah ini.. Ana melihat lagi dg teliti, meja, kursi2, asesori yg ada, hiasan di dinding.. SubhanaLLAH, lebih sederhana dari rumah seorang camat sekalipun..

Ketika ana masuk ke rumah tsb ana memandang ke sekeliling, kebetulan ada disana Ketua DPR Agung Laksono, Wk Ketua MPR A.M Fatwa, Menteri Agama, dan sejumlah Menteri dari PKS (Mentan & Menpera) serta anggota DPR-RI, serta pejabat2 lainnya..

Lagi2 ana bergumam : Alangkah sederhananya pakaian beliau, tidak ada gelang dan cincin (seperti yg dipakai teman2 pejabat yg lain disana).. Ternyata beliau masih ustaz Hidayat yg ana kenal dulu, yg membimbing tesis S2 ana dg judul : Islam & Perubahan Sosial (kasus di Pesantren PERSIS Tarogong Garut)..

Terkenang kembali saat2 masa bimbingan penulisan tesis tsb, dimana ana pernah diminta datang malam hari setelah seharian aktifitas penuh beliau sebagai Presiden PKS, dan ada 10 orang tamu yg menunggu ingin bertemu.. Ana kebagian yg terakhir, ditengah segala kelelahannya beliau masih menyapa ana dg senyum : MAA MAADZA MASAA'ILU YA NABIIL..?

Lalu ana pandang kembali wajah beliau, kelihatan rambut yg makin memutih, beliau bolak-balik menerima tamu, saat berbuka beliau hanya sempat sebentar makan kurma & air, karena setelah beliau memimpin shalat magrib terus banyak tokoh yg berdatangan, ba'da isya & tarawih kami semua menyantap makanan, tapi beliau menerima antrian wartawan dalam & luar negeri yg ingin wawancara..

Tdk terasa airmata ana menetes, alangkah jauhnya ya ALLAH jihad ana dibandingkan dg beliau, ana masih punya kesempatan bercanda dg keluarga, membaca kitab dsb, sementara beliau benar2 sudah kehilangan privasi sebagai pejabat publik, sementara beliaupun lebih berat ujian kesabarannya untuk terus konsisten dlm kebenaran dan membela rakyat..

Tidaklah yg disebut istiqamah itu orang yg bisa istiqamah dlm keadaan di tengah2 berbagai kitab Fiqh dan Hadits seperti ana yg lemah ini.. Adapun yg disebut istiqamah adalah orang yg mampu tetap konsisten ditengah berbagai kemewahan, kesenangan, keburukan, suap-menyuap dan lingkungan yg amat jahat & menipu..

Ketika keluar dari rumah beliau ana melihat beberapa rumah diseberang yg mewah bagaikan hotel dg asesori lampu2 jalan yg mahal dan beberapa buah mobil mewah, lalu ana bertanya pd supir DR Hidayat : Rumah siapa saja yg diseberang itu? Maka jawabnya : Oh, itu rumah pak Fulan dan pak Fulan Menteri dari beberapa partai besar.. Dalam hati ana berkata : AlhamduliLLAH bukan menteri PKS..

Saat pulang ana menyempatkan bertanya pd ustaz Hidayat : Ustaz, apakah nomor HP antum masih yg dulu? Jawab beliau : Na'am ya akhi, masih yg dulu, tafadhal antum SMS saja ke ana, cuma afwan kalo jawabannya bisa beberapa hari atau bahkan beberapa minggu, maklum SMS yg masuk tiap hari ratusan ke ana..

Kembali airmata ana menetes, alangkah beratnya cobaan beliau & khidmah beliau untuk ummat ini, benarlah nabi SAW yg bersabda bahwa orang pertama yg dinaungi oleh ALLAH SWT di Hari Kiamat nanti adalah Pemimpin yg Adil.. Sambil berjalan pulang ana berdoa : Ya ALLAH, semoga beliau dijadikan pemimpin yg adil & dipanjangkan umur serta diberikan kemudahan dlm memimpin negara ini.. Aaamiin ya RABB..


Nabil Almusawa