Search This Blog

Wednesday, July 20, 2005

[^] Tidak Lebih dari Sekedar Tempat Bermain

"Dunia ini, panggung sandirawa...."
begitulah kira-kira kutipan dari sebuah lagu jaman dulu yang sempat menjadi lagu kegemaran anak muda saat itu. terkadang kalau saya berpikir, petikan lagu itu tidak ada salahnya malah sangat tepat. karena Allah sendiri telah memperingatkan kepada kita "Sesungguhnya dunia ini hanyalah permainan dan senda gurau."

Ibarat sebuah permainan, tentu lengkap dengan lakonnya. pada kesempatan kali ini saya mencoba memberikan perumpamaan secara sangat sederhana dari kata permainan yang saya pahami.

Ketika kita menonton film, terkadang kita merasa begitu nyaman dan senang sekali melihat seorang aktor yang kita senangi memerankan peran protagonis, sosok yang kaya, baik hati, ramah, dan terkadang tampilan fisiknya diatas rata-rata menurut penilaian manusia.
Begitu pula sebaliknya, kita terkadang jengkel dan marah saat melihat aktor yang berperan antagonis, terlebih aktor itulah yang menjadi musuh bebuyutan aktor kesenangan kita. rasa kesal yang mendalam melupakan kita bahwa itu hanyalah sebuah film belaka, it's just a film ! tidak lebih. tapi kita dikendalikan oleh skenario sutradara yang luar biasa piawainya dalam merancang sebuah film sehingga terlihat sungguh teramat dramatis dan begitu nyata !

Di sisi lain, ketika adanya penganugerahan bintang film. Ketika memberikan nilai kepada para pemain film, sang juri tentu tidaklah begitu memperhatikan bahwa seorang pemain tersebut berperan antagonis atau protagonis, tapi sisi yang dinilai adalah sejauh mana dia profesional dengan perannya. kalaulah dia berperan sebagai antagonis, sebagus apa perannya… sehingga membuat objek akan terbawa dalam sisi pandang seolah-olah nyata. sehingga jelas, bukan jenis peran apa yang membuat seorang aktor mendapatkan award, tapi sejauh mana kepiawaiannya dalam memerankan perannya masing-masing.

Ketika dulunya saya masih kecil, saya sering menonton film siti nurbaya, sebuah film religius yang dikemas dalam bentuk sederhana tetapi komplit dalam segi realita kehidupan, persaingan, dan permusuhan.
saat itu saya mendengar kalau datuk maringgih dicerca orang padang pada saat mengunjungi propinsi itu. hal ini karena, sebagian besar masyarakat padang terpengaruh dengan peran antagonis yang diperan oleh datuk maringgih dalam film siti nurbaya tersebut.

Heran, padahal itu adalah sebuah film… tapi lihatlah betapa hebatnya peran seorang datuk maringgih sehingga mengubah persepsi masyarakat bahwa itu bukanlah sebuah film semata ! sehingga tidak salah kalau kita mengatakan bahwa datuk maringgih adalah 'man of the match' nya film siti nurbaya

Begitu juga dengan kehidupan,
Allah menciptakan manusia dengan berbagai macam perbedaan. ada yang kaya dan ada yang miskin, ada yang seolah-olah dari kehidupan dunianya sangat lapang rejekinya ada yang tidak, ada yang lancar pada semua permasalahan dunianya ada yang tersendat-sendat sesekali, ada yang terseok berulang kali bahkan ada yang mengklaim bahwa selama di dunia dia tidak pernah bahagia. great, luar biasa! Terhadap hal ini saya melihat bahwa permasalahan diatas tak lebih dari sekedar film siti nurbaya…

Semuanya ibarat sebuah film panjang, kita aktornya dan Allah sutradaranya dan Allah juga sebagai penilainya !
Allah selaku penilai, tentu tidak akan melihat hamba ini kaya atau tidak, hamba ini bodoh atau tidak, hamba ini menjadi karyawan di perusahaan besar atau tidak, tidak sama sekali ! Allah akan melihat sejauh mana hamba-Nya ini memainkan peran dengan benar sesuai dengan skenario yang benar yang Allah sudah firmankan dalam Al-quran. "Sesungguhnya orang yang paling mulia di sisi Allah adalah orang yang paling bertaqwa di antara kamu." Dialah pemenang award nanti di yaumil akhir

Ketika hamba-Nya memainkan peran selaku orang kaya, dalam skenario Allah menyuruh agar dia menafkankan hartanya di jalan Islam, menyantuni anak yatim, dan tidak pelit.
ketika seorang hamba memerankan sebagai fakir miskin, Allah menyuruh dia agar bersabar, tidak menggadaikan keimanan dengan harta dan memperbanyak doa.
Begitu juga dengan sebagian manusia yang sedang terjebak dalam sebuah masalah (yang menurutnya sangat pelik), dalam skenario Allah, hamba ini disuruh untuk bersabar dan terus beihktiar… tentu bukanlah hasil akhir yang akan dinilai oleh Allah karena memang hal itu adalah hak priorigatifnya Allah tapi seberapa besar usaha sang hamba dalam menjalankan skenario Allah.
Subhanallah….
Saudaraku, apa sih yang menjadi permasalahan kita sekarang ini.. seberapa besar apakah itu? cobalah berhenti sejenak merenungi kembali apakah permasalahan sekarang ini benar-benar pelik atau persepsi kita sendiri terhadap sebuah permasalahan itu yang membuat akhirnya sebuah perusahaan simple menjadi begitu complicated. bukankah itu hanya skenario dari Allah.. dan Allah telah memerintahkan kita untuk bersabar dalam menghadapi semua permasalahan hidup. Dan Allah juga yang telah berjanji bahwa tidak ada satu beban pun yang ditimpakan kepada makhluk-Nya melebihi dari kadar kemampuan sang makhluk. Artinya, semua dari kita pasti bisa menuntaskan semua permasalahan kita... tinggal kita mau bersabar atau tidak.

Mari kita mainkan peran kita sesuai dengan skenario Allah….

No comments: